Subhanallah... aku benar-benar terharu membaca tulisan itu, surat seorang suami untuk istrinya (jadi pengen punya suami deh..^^)
ya,,, semoga saja calon pemilik tulang rusukku segera menemukanku
calon imamku, dimanapun engkau berada, aku akan menjaga hatiku untukmu
"...Dan wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik..." (An Nur 26)
Selasa, 30 November 2010
Kamis, 07 Oktober 2010
12 September ......( it reminds me something)
pikiranku kembali pada setahun yang lalu di sebuah tempat yang biasa dan pada suatu hari yang biasa
ya.. masih tersimpan di benakku
16.30 |Dia mengambil dress coklat dan mencari-cari jilbab yang pas untuk dress itu,,,
terlihat mondar mandir sana sini mencari aksesori, selama setengah jam berulang ulang berdiri di depan cermin berukuran sedang yang ada di dalam kamarnya. Sebenarnya udah kelihatan rapi sih, tapi tetap saja dia tidak beranjak dari cermin itu.
“iya mam, dina berangkat ya”
Dia pergi sendirian, naik becak.
Kemudian teman-teman mereka berdatangan satu persatu.
Eh, seorang yang berkaos putih itu bertanya padanya, “Kuliah dimana?”
Dia tersenyum tidak langsung menjawab” hmm… di USU”
Eh,eh, eh… itu kan seseorang yang berkaos putih tadi….
(Ya Allah.. kenapa aku jadi gini ya? Kenapa aku jadi peduli sama sholatnya dia ya? Kenapa aku jadi ngerasa gimanaaa gitu…. What’s wrong with me?)
Setelah sholat dia bergabung dengan temannya yang lain, ngobrol-ngobrol sambil bercanda dan tertawa.
Tiba-tiba seseorang yang berkaos putih itu bertanya..
“jadi tadi dina naik apa ke sini?”
“eh,,hmmm…..naik becak”
“hahahahahaha” teman-temannya tertawa..
(eh,,, dia nanyain,,, wah,, ge er nih. Gawat gawat gawat….hush hush jangan ge er)
Dia pun ikut tertawa, dan mereka terus tertawa karena ada saja yang membuat lucu…
Tak terasa waktu sudah menunjukkan bahwa mereka harus segera beranjak dari tempat itu, dan dia pun akan segera di jemput.
“dina ikut ke rumah Rumi kan?”
“kayaknya enggak li, dina di jemput”
“loh, sayang gak ikut, kita kan mau liat anaknya yang baru lahir”
“gimana ya.. pengen sih tapi gak bisa dina, sori ya”
“iy gpp, kami tungguin dina di jemput kalo gitu”
“eh, gak usah, gak apa-apa koq dina tungguin sendiri aja, bentar lagi juga di jemput”
“gak apa, kami tungguin aja”
Dia pun menunggu jemputan ibunya. Mereka juga menunggunya.
(cepat sekali hari ini berakhir, apa aku masih bisa berjumpa dengannya lagi???)
Entah kapan, tapi yang pasti ada sesuatu yang berbeda,, sesuatu yang membuatnya sadar bahwa Allah maha Kuasa atas manusia tak terkecuali hati.. Dialah yang maha membolak-balik hati manusia, kapan pun dimana pun dengan cara apapun.
Dan senyuman tak lepas dari wajahnya sampai malam berakhir ^^
ya.. masih tersimpan di benakku
16.30 |Dia mengambil dress coklat dan mencari-cari jilbab yang pas untuk dress itu,,,
terlihat mondar mandir sana sini mencari aksesori, selama setengah jam berulang ulang berdiri di depan cermin berukuran sedang yang ada di dalam kamarnya. Sebenarnya udah kelihatan rapi sih, tapi tetap saja dia tidak beranjak dari cermin itu.
17.30 | Berpamitan ke ibunya, dan siap untuk berangkat,,,
“iya mam, dina berangkat ya”
Dia pergi sendirian, naik becak.
Dan kemudian dia sampai di tempat itu, tempat yang biasa saja, belum banyak yang datang, hanya ada 2 atau 3 mobil yang terparkir.
Kemudian teman-teman mereka berdatangan satu persatu.
Eh, seorang yang berkaos putih itu bertanya padanya, “Kuliah dimana?”
Dia tersenyum tidak langsung menjawab” hmm… di USU”
“Jurusan apa?” tanyanya lagi.
Percakapan mereka terhenti sampai di situ, karena teman mereka yang lain sudah banyak yang datang.
Setelah berbuka puasa tentu saja mereka sholat di masjid yang berada tidak jauh dari tempat mereka berbuka puasa, dia terlihat mengajak temannya untuk sholat maghrib…..
Eh,eh, eh… itu kan seseorang yang berkaos putih tadi….
(Ya Allah.. kenapa aku jadi gini ya? Kenapa aku jadi peduli sama sholatnya dia ya? Kenapa aku jadi ngerasa gimanaaa gitu…. What’s wrong with me?)
Setelah sholat dia bergabung dengan temannya yang lain, ngobrol-ngobrol sambil bercanda dan tertawa.
Tiba-tiba seseorang yang berkaos putih itu bertanya..
“jadi tadi dina naik apa ke sini?”
“eh,,hmmm…..naik becak”
“hahahahahaha” teman-temannya tertawa..
(eh,,, dia nanyain,,, wah,, ge er nih. Gawat gawat gawat….hush hush jangan ge er)
Dia pun ikut tertawa, dan mereka terus tertawa karena ada saja yang membuat lucu…
Tak terasa waktu sudah menunjukkan bahwa mereka harus segera beranjak dari tempat itu, dan dia pun akan segera di jemput.
“dina ikut ke rumah Rumi kan?”
“kayaknya enggak li, dina di jemput”
“loh, sayang gak ikut, kita kan mau liat anaknya yang baru lahir”
“gimana ya.. pengen sih tapi gak bisa dina, sori ya”
“iy gpp, kami tungguin dina di jemput kalo gitu”
“eh, gak usah, gak apa-apa koq dina tungguin sendiri aja, bentar lagi juga di jemput”
“gak apa, kami tungguin aja”
Dia pun menunggu jemputan ibunya. Mereka juga menunggunya.
(cepat sekali hari ini berakhir, apa aku masih bisa berjumpa dengannya lagi???)
Entah kapan, tapi yang pasti ada sesuatu yang berbeda,, sesuatu yang membuatnya sadar bahwa Allah maha Kuasa atas manusia tak terkecuali hati.. Dialah yang maha membolak-balik hati manusia, kapan pun dimana pun dengan cara apapun.
Dan senyuman tak lepas dari wajahnya sampai malam berakhir ^^
** Tulisan jelek ini saya hadiahkan untuk orang yang nggak keren yang sedang berulang tahun di hari ini.
Selamat Ulang Tahun Fajar^^
Selasa, 25 Mei 2010
Minggu Itu
Di antara dengungan puluhan orang.
Dia sedang duduk sambil memperhatikan tamu-tamu yg datang.
“kak, makan yuk.” ajak adiknya.
Iya bentar lagi, jawabnya
(Mana sih dia, kog belum datang juga. Dia kan udah janji mau datang).
Ia mengobrol dengan adiknya, sesekali memperhatikan tamu-tamu yang datang.
Matanya tertuju pada satu arah, pintu masuk. Berharap melihat seseorang. Ya seseorang.
“kak, nanti kalau rame kita gk bsa makan lho” adiknya mulai mendesak.
“adek makan duluan aja ya, kakak nanti aja makannya” …
(Duuh, udah laper nih, dia datang gak sih. Jangan-jangan dia gak bisa datang. Kapan lagi dong aku ketemu dia..)
Eh, eh,eh, ada telfon masuk
“halo “, dia menjawab telfon itu.
“lagi dimana” kata suara yang menelfonnya.
“di rumah, kenapa?”
“ aku udah nyampe deket rumah kamu nih, kamu ke sini ya”
“eh, iya iya…bentar ya”
(Akhirnya dia datang juga, ya ampuun, harus gimana nih, kog jadi salting ya…)
Dia telah berjumpa dengan seseorang itu, wajahnya terlihat memerah, mungkin malu atau salah tingkah.
Mereka duduk berdua, diam, ngobrol, tersenyum, diam lagi.
“makan yuk” ajaknya
“masih kenyang” jawab seseorang itu
“oooh”
Mereka mengobrol kembali, makan, ngobrol. Eh, temannya yang lain datang.
Temannya ikut makan bersama mereka, ikut ngobrol juga.
Cukup lama mereka duduk berdua. Seprtinya dia tegang sekali, dia lebih banyak tersenyum
“hmm, aku pulang ya” kata seseorang itu.
“lho, iya deh…”jawabnya pasrah.
Mereka beranjak meninggalkan tempat duduk mereka kemudian dia memanggil ibu dan ayahnya, rupanya seseorang itu mau berpamitan pulang. Setelah menyalam ibu dan ayahnya mereka pun berpisah. Ya sosok itu akan pergi. Jauh darinya.
(Ya Allah,,, akhir-akhir ini mikirin dia terus. Dia koq gak sadar-sadar atau pura-pura gak sadar? Atau memang tak peduli? entahlah,,yang aku tau, dia ada di fikiranku sekarang.)
Dia terus menatap sosok yang telah pergi menjauh. Hatinya terus berkata, semoga kita berjumpa lagi.
Dan siang itu pun terasa indah baginya.
How can I just let you walk away, just let you leave without a trace
When I stand here taking every breath with you
So take a look at me now, ‘cos there’s just an empty space
And there's nothing left here to remind me, just the memory of your face
Dia sedang duduk sambil memperhatikan tamu-tamu yg datang.
“kak, makan yuk.” ajak adiknya.
Iya bentar lagi, jawabnya
(Mana sih dia, kog belum datang juga. Dia kan udah janji mau datang).
Ia mengobrol dengan adiknya, sesekali memperhatikan tamu-tamu yang datang.
Matanya tertuju pada satu arah, pintu masuk. Berharap melihat seseorang. Ya seseorang.
“kak, nanti kalau rame kita gk bsa makan lho” adiknya mulai mendesak.
“adek makan duluan aja ya, kakak nanti aja makannya” …
(Duuh, udah laper nih, dia datang gak sih. Jangan-jangan dia gak bisa datang. Kapan lagi dong aku ketemu dia..)
Eh, eh,eh, ada telfon masuk
“halo “, dia menjawab telfon itu.
“lagi dimana” kata suara yang menelfonnya.
“di rumah, kenapa?”
“ aku udah nyampe deket rumah kamu nih, kamu ke sini ya”
“eh, iya iya…bentar ya”
(Akhirnya dia datang juga, ya ampuun, harus gimana nih, kog jadi salting ya…)
Dia telah berjumpa dengan seseorang itu, wajahnya terlihat memerah, mungkin malu atau salah tingkah.
Mereka duduk berdua, diam, ngobrol, tersenyum, diam lagi.
“makan yuk” ajaknya
“masih kenyang” jawab seseorang itu
“oooh”
Mereka mengobrol kembali, makan, ngobrol. Eh, temannya yang lain datang.
Temannya ikut makan bersama mereka, ikut ngobrol juga.
Cukup lama mereka duduk berdua. Seprtinya dia tegang sekali, dia lebih banyak tersenyum
“hmm, aku pulang ya” kata seseorang itu.
“lho, iya deh…”jawabnya pasrah.
Mereka beranjak meninggalkan tempat duduk mereka kemudian dia memanggil ibu dan ayahnya, rupanya seseorang itu mau berpamitan pulang. Setelah menyalam ibu dan ayahnya mereka pun berpisah. Ya sosok itu akan pergi. Jauh darinya.
(Ya Allah,,, akhir-akhir ini mikirin dia terus. Dia koq gak sadar-sadar atau pura-pura gak sadar? Atau memang tak peduli? entahlah,,yang aku tau, dia ada di fikiranku sekarang.)
Dia terus menatap sosok yang telah pergi menjauh. Hatinya terus berkata, semoga kita berjumpa lagi.
Dan siang itu pun terasa indah baginya.
How can I just let you walk away, just let you leave without a trace
When I stand here taking every breath with you
So take a look at me now, ‘cos there’s just an empty space
And there's nothing left here to remind me, just the memory of your face
Kamis, 22 April 2010
Bagaimana
Di mataku ada namamu
Di telingaku ada namamu
Di kepalaku ada namamu
Apalagi di hatiku...
Bagaimana ini?
Di telingaku ada namamu
Di kepalaku ada namamu
Apalagi di hatiku...
Bagaimana ini?
Langganan:
Komentar (Atom)